Ecobrick, Solusi Mahasiswa KKN Unri Atasi Masalah Sampah Plastik di Desa Koto Cengar

PEKANBARU – Sampah plastik merupakan sampah yang sangat sulit terurai karena membutuhkan waktu ratusan tahun agar plastik tersebut terurai. Untuk mengatasi hal itu, mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Universitas Riau (Unri) 2019 di Desa Koto Cengar, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau, punya solusinya.

Adapun solusi yang ditawarkan oleh sembilan mahasiswa KKN Unri untuk mengurangi sampah yaitu dengan membuat ecobrick.

Koordinator mahasiswa KKN Unri 2019 di Desa Koto Cengar, Fransiskus Asisi Benny Sitinak menjelaskan, bahwa ecobrick dapat dibuat dengan cara memasukkan sampah plastik kering yang telah dicacah atau digunting ke dalam botol plastik. Yang nantinya, ecobrick ini dapat disusun menjadi rak sepatu, meja, kursi dan benda bermanfaat lainnya yang bisa dapat digunakan kembali.

“Ecobrick merupakan salah satu solusi untuk mengolah sampah plastik yang bisa digunakan kembali dalam bentuk bata yang padat. Bisa untuk membuat rak sepatu, meja, kursi dan benda padat lainnya,” kata Benny yang merupakan mahasiswa asal jurusan teknik mesin ini di Pekanbaru, Jumat (17/1/2020).

Untuk membuat ecobrick ini, Benny dan teman-temannya pun memberdayakan para siswa SDN 006 Desa Koto Cengar dan MI Cengar untuk mengumpulkan sampah yang ada di jalanan, warung-warung dan sampah plastik yang ada di rumah mereka. Sampah plastik ini lah yang nanti akan menjadi bahan utama membuat ecobricknya.

Setelah bahan terkumpul, para siswa ini pun setiap harinya selama libur semester diajari oleh mahasiswa KKN untuk mengolah sampah plastik menjadi ecobrick. Bahkan, masyarakat yang tergabung dalam kelompok ibu-ibu PKK Desa Koto Cengar pun antusias dan ikut bergabung bersama untuk mengolah sampah plastik menjadi ecobrick tersebut. Sehingga kegiatan ini dapat menambah hal yang positif untuk masyarakat sekitar.

“Satu botol plastik merk aqua 500 ml membutuhkan sekitar 7-8 kilogram sampah plastik kering. Ini membuat sampah plastik yang ada cepat berkurang, sehingga harus mengumpulkan sampah plastik lebih banyak lagi,” kata Benny.

Dengan begini, Benny pun berharap kebiasaan masyarakat Desa Koto Cengar, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi yang awalnya suka membakar sampah, membuang sampah di jalan dan ke sungai mulai berubah setelah menyadari sampah plastik dapat diolah kembali.

“Semoga pembuatan ecobrick ini berlanjut. Sehingga tidak ada sampah plastik lagi yang dijumpai di Desa Koto Cengar. Ini sesuai dengan rencana kami yang ingin membuat Desa Koto Cengar dengan julukan daerah bebas sampah plastik,” tutupnya. ***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *